Kalau Aku Bocah Gurun

Kalau aku lahir di antara gunung di tengah gurun, mungkin anginnya akan mengajari ku untuk berdiri lebih tegak, dan mataharinya melatih ku lebih bersabar.
Di sana aku tak akan mengeluh karena aku tahu betul; di lautan pasir mengeluh hanya mengantarkan kematian atau kegilaan.
Aku lalu belajar kepada para musafir, mengagumi cara mereka bertahan hidup, cara mereka bertahan di tengah ranjau pasir, untuk menerima kenyataan bahwa di antara mereka, matahari tadi mungkin adalah yang terakhir baginya.
-fachry mohammed, dec 2017

Kepada Hati

Bung, hatiku, kuatkan dirimu. Aku tau telah lama kau tak merasa tertarik kepada orang lain. Kau telah lama tak percaya dengan mabuk asmara dan cinta gila. Dan kau berfikir bahwa kau akan lupa cara jatuh cinta dan kau bangga dengan hal itu. Kau kira, takkan ada mata seorang pun yang bila kau melihatnya akan membuatmu tenang dan riang; takkan ada lagi yang suaranya terdengar seindah symphony Beethoven sehingga kau ingin berdansa bersamanya.
Bung, hatiku, kau salah. Pernah memang kau tertawakan orang yang berbuat gila karena perasaannya kepada seseorang dan itu terlihat menjijikkan bagimu. Namun perlu kuingatkan kau adalah organel yang lemah, terlebih mengenai perasaan. Walaupun telah lama kau tak jatuh dan seberapa bebalnya kau menolak rasa itu, tetap saja kau akan mengalah kepada rasa. Hati, itu lah takdirmu. Terima lah, bahkan jika orang yang kau tumpahi rasa tak membalas rasa itu.